Kamis, 08 Juli 2010

Cinta Kepada Rasulullah

Kalam Al-Habib Umar bin Muhammad bin Hafidz

Kita bersyukur kepada Allah SWT karena saat ini Ia telah menyambungkan kita dengan sambungan yang hebat kepada Nabi Muhammad SAW. Ketahuilah, tidak akan dicapai kecintaan kepada Allah SWT kecuali melalui kecintaan kita kepada Rasulullah SAW. Sebagaimana disebutkan,

“Katakanlah, jika kamu mengasihi Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi kamu.”

Tidak ada pintu untuk mendapat kecintaan dari Allah SWT kecuali melalui pintunya Rasulullah SAW. Karena itu agar mendapatkan cintaNya Allah SWT, dengan cara mencintai orang yang dicintai-Nya, yaitu Rasulullah SAW.

Begitu pula halnya dengan Maulid Simtud Duror yang menunjukkan kecintaan dan kerinduan yang mendalam dari pengarangnya Habib Ali bin Muhammad Alhabsyi kepada kekasihnya Rasulullah SAW. Sehingga sekalipun sebagian di antara kita tidak mengerti bahasa Arab, kita tetap dapat merasakan cinta dan kerinduan kepada Shohibul Maulid Rasulullah SAW, karena cinta dan kerinduan sang pengarang yang mengalir di dalam bait-bait syairnya, mengalir pula ke dalam hati nurani kita.

Sebenarnya orang seperti saya tidak pantas datang ke majelis seperti ini. Saya telah berusaha semaksimal mungkin untuk tidak terlambat menghadiri majelis ini. Karena Allah jualah saya masih dapat menghadiri bagian akhir dari acara maulid ini. Begitupula masih dapat mengikuti doa maulid yang dibaca oleh Habib Anis, yang mana doa ini menunjukkan ikatan cinta yang kuat kepada Rasulullah SAW.



Ciptakanlah rasa rindu kepada Rasulullah SAW. Sebagaimana tercantum dalam firmanNya,

“Rasulullah adalah karunia yang paling nyata.”

Dengan perasaan rindu, akan membuat amal seseorang menjadi tinggi. Jika seseorang mempunyai ikatan batin (ta’alluq) dengan hal-hal yang rendah niscaya amalnya menjadi rendah pula.

Lihatlah perasaan kerinduan Sayyidina Abubakar Ash-Shiddiq kepada Rasulullah SAW ketika beliau mendatangi rumahnya di waktu yang tidak seperti biasanya. Kemudian Rasulullah menyampaikan berita rahasia akan perintah Allah agar beliau SAW berhijrah. Segera Sayyidina Abubakar bertanya,

“Apakah saya dapat menemani dirimu, wahai Rasulullah?”

Rasullullah mengiyakan. Mendengar hal itu Sayyidina Abubakar menitikkan airmata bahagia karena kerinduannya kepada Rasulullah SAW. Sehingga Sayyidah Aisyah RA, yang ketika itu masih sangat belia usianya, berkata,

“Baru kali ini aku melihat ada orang menangis karena bahagia.”

Kerinduan Sayyidina Abubakar untuk berjuang bersama Nabi, untuk menemani Nabi, diganjar oleh Allah SWT dengan menemani Rasulullah, bersama-sama beliau SAW selama 3 hari 3 malam di Gua Tsur.

Lihatlah pula kerinduan Sayyidina Bilal RA di saat-saat akhir ketika ajal akan menjemputnya. Ketika dengan kesedihan yang mendalam istrinya menangis mengetahui akan tiba saat perpisahan dengan suami tercinta. Apa yang diucapkan Sayyidina Bilal RA,

“Alangkah bahagianya besok aku akan bertemu dengan Rasulullah dan sahabat-sahabatnya.”

Begitu pula disebutkan dalam sebuah riwayat, ketika seorang sahabat yang baru berusia 10 tahun meminta kepada ayahnya agar diizinkan untuk berperang di jalan Allah dan di medan perang. Ia berkata kepada sang ayah,

“Wahai ayah, tolong gambarkan paras Rasulullah dan sifat beliau, sehingga aku dapat mengkhayalkan agar bertambah semangatku dan aku berjuang menjadi syuhada.”

Hal ini tiada lain didasarkan kepada kerinduan yang mendalam dari sahabat kecil yang belum pernah bertemu dengan Rasulullah SAW. Bandingkan dengan apa yang diperbuat anak-anak kita sekarang, mereka di usia 12 tahun keatas hanya rindu kepada pemain bola atau pemain film yang mungkin dalam seumur hidupnya belum pernah bersujud kepada Allah SWT sama sekali. Karena itu, didiklah anak-anak kalian untuk rindu kepada Rasulullah.

Habib Abdullah bin Abubakar Alaydrus mengatakan di dalam syairnya,

“Dengan perasaan rindu seseorang akan tinggi amalnya.”

Mudah-mudahan semua ini menjadikan kita rindu kepada Rasulullah. Akhirnya, semoga Allah memberikan kesehatan dan kekuatan kepada Al-Habib Anis Alhabsyi agar dapat selalu membimbing kita. Mudah-mudahan seluruh keluarganya dan saudara-saudaranya diberi kesehatan oleh Allah SWT. Amien.

[Ceramah Habib Umar Bin Hafizh saat kunjungan ke Masjid Riyadh, Solo, 2004]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar